Tempat bersejarah setu patok


Tempat pemakaman pada masa penjajahan belanda

       Terdapat tempat pemakaman yang ada didalam wisata setu patok ini. Bukan hanya terdapat danau/waduk saja akan tetapi terdapat juga pemakaman pada masa pejajahan belanda pada tahun 1918-1921. Yang merelakan hanya demi bendungan yang pertama kali nya hingga akhirnya menjadi danau/waduk. Waduk yang dibangun dengan bantuan tangan manusia. Dan hingga sampai saat ini waduk setu patok masih aktif digunakan oleh masyarakat sekitar walaupun hanya untuk sawah, cuci motor akan tetapi masyarakat senang karena air setu sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
       Akan tetapi para pejuangan penjajahan dari waduk tersebut sudah mendahului kita hingga sekarang para pejuang tersebut ditempatkan di suatu tempat dimana beliau telah membuat warga sekitar turut bahagia dikarenakan daerah tersebut tidak terkena banjir lagi, dan bisa di manfaatkan untuk kegiatan sehari-hari perairan masyarakat. Dan pemakaman para pejuangan ini  di gunakan untuk mendoakan yang telah mendahului kita. Pemakaman ini hanya bersifat khusus dikarenakan hanya para pejuangan penjajahan yang telah membuat masyarakat lebih tenang.
       Yang bertempatan diatas, didekat dengan gunung setu tersebut. Terdapat 43 kuburan kramat-kramat pada zaman Belanda. Nama-nama kuburan kramat seperti: Mega Mendung, Mega Pendet, Antaboga dan masih banyak yang lainnya. Makam tersebut masih ada di sekitaran setu. Hingga sampai sekarang masih digunakan untuk ziaroh atau mendoakan para penjajahan Belanda tersebut. Dan terdapat pula perumahan yang jaraknya hampir dekat dengan gunung. Perumahan yang sering digunakan untuk masyarakat lokal ataupun asing. Akan tetapi jarak yang ditempuh untuk mencapai itu lumayan cukup jauh, dari danau setu kemudian ikutin jalan ada tempat makan. Akan tetapi makam tersebut tidak semua masyarakat lainnya tau tentang sejarah makam ini. Memang jarang juga masyarakat sekitar situ menaiki gunung tersebut, hanya seorang masyarakat yang mencari ikan ataupun yang lainnya melewati jalan itu. Akan tetapi sekarang sudah cukup ramai masyarakat mendatangi danau setu tersebut dan ingin mencari tau tentang bagaimana asal-usul tersebut, ataupun hanya mencari suasana keindahan sore hari didekat gunung tersebut.  
        Oleh sebab itu jika anda tidak tau pemakaman tersebut dimana?. Anda bisa menanyakan kepada penjaga kuburan atau bisa menanyakan kepada masyarakat sekitar setu tersebut. Jika anda ingin berziaroh maka anda harus menggunakan kendaran pribadi dikarenakan tidak ada mobil umum atau anda bisa menggunkan ojek untuk kearah danau setu tersebut.
        Jadi untuk anda sekalian jangan lupa untuk saling mendoakan para pejuang kita pada zaman dahulu. Oleh sebab itu, para pejuang tersebut patut di banggakan untuk negeri kita tercinta dan membela. Walaupun masyarakat tidak tahu pengorbanan para pejuang kita ini hanya masyarakat perlu lestarikan dan merawat yang telah para pejuang buat menjadi sebuah danau atau waduk yang begitu luas hingga 30 hektar. Oleh sebab itu, masyarakat sekitar harus mengajak masyarakat lokal ataupun asing untuk mengunjunginya. Pasti jika masyarakat lokal ingin mengunjungi pun tidak jauh hanya didesa Mundu, kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
          Kami ucapkan terimakasih banyak kepada pembaca telah membaca blog kami. Ikuti terus blog kami yang ingin mengreview hasil dari observasi ataupun tugas kami. Berikan kami kritik dan saran bagi pembaca mengenai hasil review kami, agar penulisan review selanjutnya lebih maksimal lagi.

Posting Komentar

0 Komentar